Korea · Travel

Musim Gugur di Korea #haripertama

Okay, so it was Wed, 9th of November 2016.

Hari itu aku nggak cuti, tapi udah sounding ke senior di kantor kalau aku izin cabut habis maghrib. Semua barang udah ku masukkan ke koper dengan rapi, in fact aku udah pakai baju yang akan ku pakai terbang ke Korea, tapi kopernya masih di kosan. Jarak dari kantor ke kosan nggak jauh, tapi aku pakai ojek karena habis maghrib daerah kuningan macet banget. Setelah solat maghrib, sekitar jam 6.30 aku otw bandara pakai taksi.

I supposed to arrived di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta paling telat 8.30 pm, karena flightnya 11.15 pm. Awalnya agak khawatir karena sempet macet di tol, tapi ternyata I made it, dan sampai di tempat ngumpul deket Old Town White Coffee sekitar 8.15 pm. Sesampainya di tempat ngumpul aku disambut oleh Mas Masa, Tour Leader kami di Korea nanti. He handed me my passport, sama satu paperbag isinya additional travel bag dan travel guide dari Smailing Tour. Well, I didn’t plan to mengembangbiakkan barang bawaanku sih tapi lumayan dapet free travel bag yang ternyata gede banget pas dibuka haha.

Nggak lama dari aku sampai (looks like i was the last one to come lol), kami check in. I was just goin’ to buy Iced Hazelnut Coffee di Old Town White Coffee (LIKE ALWAYS, AS I LOVE IT SO MUCH IT’S SOOOO GOOD YOU GUYS SUD TRY IT), tapi karena udah disuruh masuk ya apa boleh buat. Tapi ternyata di dalem ada! Haha never know kalau di dalem juga ada Old Town hehe. Berhubung boarding masih satu jam lebih, jadi sekalian aja aku beli sandwich cos I was starving, and my all time fave iced hazelnut coffee ofkors. Aku ke Old Town sama Jessy, my roommate (and apparently chairmate juga di airplane) for the next 5 days hehe.

Agak lama nunggu di ruang tunggu, but it was okay ‘cos then I got much time to get to know other members di group tour ini. There was a lovely mother with her two daughters, si kakak, Hanna, two years older than me, also wearing hijab. Si adek (namanya Shabrina but all I remember is calling her Adek lol) seumuran sama adek originalku di rumah, which means two years younger than me. Si tante, she is really nice to me, walaupun sejak kenalan Beliau manggil aku Nisa, but its okay aku bakal nengok anyway haha gatau juga kenapa Beliau bisa manggil Nisa padahal I told her my name’s Clara (well it’s Clara Chairunnisa sih, but I didn’t bother tell her my full name lol). We got along so well in no time. Yayy, langsung punya temen baru, mamah baru, kakak dan adek baru, feels like I’m not alone anymore! 🙂

Okay so long-story-short, we got on the plane. I was enjoying the flight; listening to my playlist then sleep, terus kebangun sekitar jam 5 pagi untuk solat subuh. Sekitar satu jam sebelum landing (seingetku landing sekitar 7.30 am), breakfast dibagikan. So I finished my breakfast, touch up make up dikit, pakai softlenses, dannnn kami pun mendarat di Seoul. So, I’m here!! Yep, here in South Korea. All by myself. Lol. Okay uhh.. let’s not focus on the alone or lonely thingy. So here’s my first pic di Korea. Looks healthy and…. fine. Righttt?

img_8256

And oh, they offer us coupon book yang berisi kupon dan list Halal Restaurant Week begitu kami keluar dari pesawat. Kemudian kami naik kereta bawah tanah dalam Incheon Airport, and after went through the immigration dan ambil bagasi, kami ke ruang tunggu. Di sana kami disambut oleh dua orang lokal, Jeffry dan Michael (I think they told us their Korean name but I forgot the second after they said it lol). Jeffry akan jadi pemandu wisata selama kami di Korea, ditemani Mas Masa. Sambil nunggu bus, aku dan sebagian besar member grup beli SimCard, merek Olleh by KT (Korea Telecom). Aku beli paket unlimited internet untuk 5 hari seharga 27,500 Won (sekitar 350 ribuan). Awalnya Hanna usul untuk nyewa wifi router aja, bayarnya patungan, terus dipakai bareng-bareng. Tapi gajadi karena pertimbangannya rada males balikinnya, takutnya buru-buru juga nanti pas pulang, jadi kami beli SimCard masing-masing. Untuk aktivasi SimCardnya di iPhone 6 sih cepat dan cukup mudah ya, I got the brochure di situ ada semua cara untuk installnya. I lost my brochure but it was overall like this below (I got this from KT official website jadi harusnya bener yah):

  • Petunjuk Pemasangan SimCard di Perangkat Android:

img_7831

  • Petunjuk Pemasangan di Perangkat iOs:

img_7832

Sekedar tips, kalau nanti masih belum ke install, coba restart deh, atau kalau perlu cabut simcardnya terus masukkin lagi, siapa tau masangnya nggak pas jadi nggak kebaca.

Setelah itu, ga lama bus kami datang. Bus ini yang akan bawa kami ke mana-mana selama di Korea, semacam bus pariwisata gede gitu. Karena kami cuma berduapuluh, so we got plenty empty seats dan aku milih di paling belakang supaya leluasa foto-foto pemandangan (and I don’t really have to mingle with others lol).

img_8257

Sepanjang perjalanan, Jeffry memperkenalkan dirinya, Michael, dan Pak Supir, kemudian dia cerita beberapa hal tentang Korea, tell some jokes and throw some quiz. Jadi Jeffry ini bisa bahasa Indonesia, lumayan lancar. Secara dia kuliah bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Indonesia. Hmm sering makan di Takor nih orang haha. So I thought dia bakal ngomong bahasa Inggris tapi ternyata all the way dia pakai bahasa Indonesia, kalau dia nggak ngerti banget baru I spilled it out in English.

img_8261

img_8277

Nah, sambil ngoceh-ngoceh lucu (kebanyakan cerita pengalaman pribadinya sih hahaha), Jeffry juga membagikan sebungkus snacks dan air mineral ke setiap member. I was so lost with myself and the view outside, so I didn’t really pay attention to him, lol sorry Jeff. Sejauh ini yang kuinget cuma, cara baca kota Seoul. Bukan as it is ada e-nya, seperti yang sering ku dengar banyak orang Indo says it, tapi bacanya literally So-ul (you might wanna check this out to be clear). Wkwk lucu uga ya.

Sejauh ini sih pemandangannya masih biasa aja ya haha. Belum bisa bikin aku kayak ‘uwaw’ atau ‘widiih’ gitu sih. Kebetulan cuaca di luar memang agak mendung gitu, so it wasn’t a really great time to take some pics. Tapi okelah, langsung terasa autumnnya hehe.

img_8260

img_8259

Okay, so the first place we visited was:

1. Kim & Kimchi School

img_8276

Jadi pas rombongan masuk ke dalam, langsung disambut sama ibu-ibu pakai baju Korea dengan apron gitu, dan Beliau mulai menjelaskan mengenai Kimchi; sejarahnya, bahan yang digunakan, khasiatnya, cara makannya, jenis-jenisnya, dan sebagainya (I didn’t take notes, she talked fast, and I don’t remember much so…hahah you might wanna check this out kalau mau tau banyak soal Kimchi)

Selanjutnya, kami diajak masuk ke dalam untuk belajar membuat Kimchi. Pas naik ke lantai 2, kami melewati semacam wax figures yang menggambarkan proses budidaya rumput laut, mulai dari pas ngambil dari laut, waktu mencetak jadi lembaran persegi, dan proses pengeringannya, as shown below:

Lalu kami masuk ke suatu ruangan, dengan meja panjang berbentuk U dan setiap orang dapat apron masing-masing serta piring dan bahan keperluan untuk membuat Kimchi. Begitu masuk, kami dipersilahkan untuk mencicipi segelas cairan putih (I didn’t really pay attention minuman itu terbuat dari apa, katanya itu enak dan sehat sekali, tapi seingatku itu dari lobak dan jahe?) Pas denger itu pakai jahe, aku udah berniat untuk nggak minum, tapi karena ditungguin untuk minum dan diliatin sama semua orang seruangan, akhirnya aku minum sampai habis (setelah sebelumnya siap-siap untuk gak muntah dan sengaja gak menghirup baunya), itung-itung pernah ngerasain minuman khas Korea ya kan. And turned out it did not taste that bad. THANK YOU MY LORD. Kemudian, kami juga mencicipi bersama-sama semangkok nasi hangat campur rumput laut (called Kim in Korean or Nori in Japanese), yang dibuat kepalan-kepalan kecil seukuran bakso kecil kemudian dimakan, INI ENAK BANGET BENERAN.

Selain itu ada juga sepiring bahan yang biasa digunakan untuk membuat Kimchi, yaitu lembaran rumput laut, sawi putih, cumi-cumi, lobak, dan jahe (ow-em-ji, iyuh), yang sudah dicampur semacam sauce gitu jadi warnanya merah semua. I tasted only cumi with the sauce. Sebagai orang yang gabisa makan Kimchi, this one was bearable.

dscf0614

Kemudian, kami mulai diajari cara membuat Kimchi. Basically sih gampang ya. Pertama, olesin bumbunya ke sawi putih secara merata (bumbunya sudah diracik jadi aku gak diajarin bikin bumbu Kimchinya). Pastikan semua sisi sawi putih sudah dibaluri bumbu. Now it’s gettin’ tricky ketika disuruh menggulung sawi putih yang sudah dibumbui. Apparently mine was considered succeed lol. Check this out.

img_8282

So. Learning to make Kimchi? Checked! Learning to eat Kimchi? Nope, na-ah. NEVER (didn’t even put it on the list lolll)

Next! Kami diantar turun ke lantai 1, di sana ada tempat penyewaan Hanbok (sudah included dari travel jadi ga bayar lagi) dan tempat photoshoot (you know, with the painted walls as background, props, and everything). Selain itu, di lantai yang sama dijual berbagai pernak-pernik dan makanan khas Korea, baik yang untuk makan di tempat maupun untuk dibawa pulang dan cocok buat oleh-oleh. Didn’t buy anything, but I took some pictures wearing pretty pink Hanbok, beautifully matching my hijab, chosen by the pretty staff who helped me wear it. Michael also took some pics of me with his big-lensed camera.

Setelah semua puas foto-foto, kami dipersilahkan kembali ke bus untuk pergi ke tujuan berikutnya, yaitu lunch! Yuhuuu. But ofkors, taking pictures won’t hurt anybody!

So that’s it from Kim & Kimchi School visit. Neeext!

2. Dino Meat Grill House

Okay. So. Pas denger nama restorannya–no, I mean when I saw the board sign outside the restaurant (lol I didn’t pay attention to Jeffry again when he told us where’d we go), terus pas masuk ke dalam kami melewati daging-daging yang dipajang di frozen etalase, I was like, YEESSS PRETTY MEATY COME TO MOMMY! Superrrr drolling I’m glad I didn’t take any selfie pasti nggak banget ekspresinya kayak mau makan orang hahah. Tapiii, sad 😦  ternyata menu yang akan kami makan adalah Shabu-Shabu. Ku pikir tadinya bakal BBQan huhu.

Well, gapapa deh, yang penting daging hahah. Pas masuk ke resto, kami duduk berkelompok, satu meja 4 orang tapi ada yang digabung juga jadi 10 orang di meja panjang. Model duduknya semacam tradisional gitu, jadi kami duduk lesehan di bantalan (in Japan called zabuton tapi di Korea aku gak tahu apa sebutannya haha). Di meja sudah tersedia hotpot yang menyala berisi daging, daun bawang, sawi, sayuran lainnya, dan jamur enoki di atasnya, yang direndam dalam kuah kaldu. Gak lama, waiters datang dan menyajikan nasi putih hangat, satu mangkok per orang, serta side dishes seperti kimchi, sesuatu mirip kimchi (haha sorry I didn’t ask what it was because I surely wouldn’t eat it anyway), kacang hitam, rumput laut, dan semangkuk sayuran segar. Di meja juga udah ada botol besar berisi air mineral dingin–ini nih yang aku suka banget about eating in Korean resto in Korea. They always serve us cold water! Yes. I don’t drink hot water hahah. Jadi happy banget ngeliat botol besar berisi air dingin. Oh iya, sebelumnya aku sempet googling nama restonya, and almost every review kasih high stars, around 4.6 – 5 stars! Wow! *super drolling*

dscf0663

dscf0658

I was so lucky aku duduk semeja bareng Tante Sendy dan keluarga (she brought her big sister and her mom, so cute!). Kenapa lucky? Karena Tante Sendy tipe yang (I assume) menjaga berat badannya, kakaknya juga, dan mamahnya nggak makan daging so she ordered a bowl of veggie soup instead) HELL YEAH THANKS FOR LETTING ME EAT THOSE MEAT TANTE! Super luv!

Okay, semua kenyang semua senang! Kami pun masuk ke bus dan berangkat ke destinasi selanjutnya.

3. Jeju Island

Jadi perjalanan selanjutnya adalah ke Jeju Island. Kami di antar menuju Seoul Gimpo (GMP) Airport untuk terbang ke Jeju dengan JejuAir. Penerbangannya nggak begitu lama, mungkin sekitar 2,5 jam. Cuaca di luar mendung dan gerimis kecil. But hey, welcome to Jeju! Can’t wait to explore your beauty!

img_8326

Kemudian kami naik ke bus pariwisata yang serupa dengan yang kami naiki di Seoul sebelumnya. Perjalanan pun di lanjutkan, menuju tempat dinner! Well, I was super excited karena mulai kedinginan (walaupun di bus hangat karena, well.. ada mesin penghangat haha), dan katanya kami akan makan sup abalone. Katanya abalone itu mahal, budidayanya lumayan susah, khasiatnya banyak, kalau lagi sakit makan sup itu jadi bertenaga, dll dll. Okay, I admit I didn’t know wtf is abalone (dan gak tertarik untuk google it juga lol). And I was like, yaudah ngga sih yang penting makan?

Hmm aku nggak sempet foto nama restonya karena dingin banget dan udah gelap di luar, jadi buru-buru masuk ke dalam. Lagi-lagi model duduknya semacam lesehan dan pakai zabuton. Kami pun duduk berkelompok seperti sebelumnya, dan aku sekelompok lagi sm Tante Sendy uyeay!

Tapiiii, ternyata uyeay-ku barusan nggak begitu lama bertahan, hilang seketika pas makanan disajikan di atas meja. Jadi supnya tuh dimasak di hotpot gede, terus side dishes, nasi putih hangat, dan air putih dingin pun disajikan di atas meja. Nih penampakannya:

dscf0677

dscf0678

SO. THAT THING CALLED ABALONE HUH? NO, THANK YOU.

Yang bikin lebih geli gimana gitu adalah…. abalonenya masih hidup pas dimasak di hotpot huhuhu. Gerak-gerak jorok gitu 😦  Sebenernya aku videoin (dan waktu itu snapchat juga) tapi terlalu geli jadi gak mau aku upload di sini hahah. Aku denger di meja sebelah, mereka juga (terutama si mamah baru) juga engga kuat makan abalone, cuma Hanna sama adek yang berani hahah. Mamah dan Jessy makan rendang buatan mamahnya Jessy yang selalu dibawa kemana-mana di tasnya Jessy. Aku juga ditawarin sih, dan sempet kebayang enaknya nasi panas-panas pakai rendang. Tapi ah, masa udah jauh-jauh ke Korea makannya rendang sama nasi? Hahah (BUT I STILL WON’T TOUCH THE ABALONE TITIK).

Untungnya, ternyata ada octopus (uyeay octopus!!!) juga di dalam hotpot. Well, dan ada makanan normal lainnya juga sih seperti toppoki, tahu, kerang hijau, udang, dan sayuran. Tante Sendy dan keluarga bisa (dan actually mereka excited) makan abalone, so (OMG THANK U LORD) aku mempersilahkan Tante Sendy sekeluarga makan abalonenya, sebagai gantinya aku dapat semua guritanya muhahahaha. Luv u Tante Sendy!!

Setelah kenyang, kami kembali ke bus. Oh, sebelum ke bus, di sebelah restoran ada semacam minimart gitu. Aku dan yang lain mampir sebentar untuk jajan. Aku beli snack dan the famous korean banana milk! Hehehehehe happy!

img_8327

Kemudian kami pun di antar ke hotel. Malam ini (dan selama di Jeju Island) kami stay di Jeju S Hotel (3 stars), di daerah Sinjeju, deket banget dari airport. Aku dan Jessy tidur sekamar. The hotel room was decent and nice, the pillow was so fluffy. Seingetku pas sampai hotel masih jam 8 atau 9 malam, jadi maunya main-main dulu ke kamar tetangga (read: kamar mamah, kakak, dan adek baru lol), mau ocip-ocip lucu. Tapiii, karena besok pagi-pagi udah disuruh siap, jadi kami harus tidur cepat malam ini (kayak bisa aja haha).

Soooo, that was my first-day stories in Korea! Next, exploring Jeju Island! Yeay! So, I see you in my next post!

Luvvv,

Clara

2 thoughts on “Musim Gugur di Korea #haripertama

  1. Mbak, waktu pemasangan simcard ada setting tertentu ga ya di hpnya? Atau tinggal masukin aja simcardnya ke hp dan sudah bisa diaktifkan?

    Like

    1. Hai, Mba Linda. Setelah berhasil terpasang dan terbaca di hp, tidak ada settingan khusus dan langsung aktif. Untuk cara pemasangan bisa dilihat di post di atas ya Mba langkah-langkahnya. Semoga membantu 🙂

      Like

Leave a comment